Perempuan dalam Industri Kopi

Oleh: Gracia Yolanda Putri

Perempuan menempati posisi pemegang kunci kualitas dalam pertanian kopi. Meskipun begitu, banyak perempuan yang tak bisa berkembang karena beban ganda yang diekspektasikan kepada mereka. Di lingkungan elit profesional kopi, perempuan masih mengalami standar ganda. Namun kini, reputasi maskulinitas kopi semakin bergeser. Berikut kisah-kisah dilema, tantangan, dan pencapaian para perempuan di industri kopi Indonesia.

Babak Bacaan

Memperhitungkan Kekuatan Perempuan Petani Kopi

Memperhitungkan Kekuatan Perempuan Petani Kopi

Oleh: Gracia Yolanda Putri

Perempuan diandalkan dan diekspektasikan dalam pekerjaan ladang yang sangat memengaruhi kualitas biji kopi, seperti panen, penyortiran, dan pemrosesan. Namun, beban ganda membuat perempuan tak bisa berkembang di luar pekerjaan yang selama ini mereka lakukan.

Bangkitnya Perempuan dalam Industri Kopi

Bangkitnya Perempuan dalam Industri Kopi

Oleh: Gracia Yolanda Putri

Rizkani Melati mendirikan Kokowagayo untuk memastikan para perempuan petani kopi memiliki tempat berpendapat dan dapat mengasah keterampilan mereka. Di lingkungan elit profesional kopi, perempuan kerap diremehkan dan mengalami standar ganda.Terlepas tantangan dilema dan tantangan yang mereka alami, perempuan bertahan.

Kopi Tak Lagi Eksklusif untuk Laki-laki

Kopi Tak Lagi Eksklusif untuk Laki-laki

Oleh: Gracia Yolanda Putri

Maraknya budaya ngopi turut meningkatkan aksesibilitas kedai kopi di Indonesia. Kini para konsumen tak perlu bingung ingin membeli kopi di mana. Selain itu, minuman kopi juga kini sangat bervariasi sesuai harga dan selera konsumennya. Mulai dari kopi spesial sampai kopi robusta dengan susu. Bahkan, frasa ‘ngopi cantik’ kini dipakai untuk mendeskripsikan kegiatan kongko di kedai estetik sambil berpakaian cantik dan rapi. Namun siapa sangka, sejarah menunjukkan bahwa kopi adalah minuman yang maskulin.

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
Instagram
WhatsApp